Jumat, 15 Agustus 2008

hati yang gembira obat yang MANJUR...

"hati yang gembira obat yang manjur, semangat yang patah mengeringkan tulang" itulah sedikit cuplikan dari suatu istilah yang mungkin lebih dikenal dengan baik oleh saudara - saudara kita yang Nasrani dalam kitab Perjanjian Lama, MAZMUR....

apakah hal itu benar???
ternyata istilah itu bukan sembarang istilah saja,,,,
istilah ini benar - benar terbukti...
suatu studi biomolekuler sistem imun menyatakan bahwa, sel killer atau sel K yang berfungsi dalamsistem imun untuk "memakan" sel - sel kanker dalam tubuh yang tumbuh tanpa disadari, hanya aktif ketika kondisi emosional dalam tubuh kita positif. artinya kita sedang bergembira. karena kondisi emosi yang diatur oleh hipotalmus itu mengaktifkan hormon dan hormon ini bertugas, salah satunya merangsang pertumbuhan dan perkembangan sel K. sehingga sel K sangat aktif dan efektif memangsa sel - sel tumor maupun kanker dalam tubuh.

studi lain menyatakan bahwa hati yang tenang dan damai (senang) membantu orang berfikir positif dan lebih obyektif. hal ini dibuktikan dengan psikotest yang diberikan secara acak di Austria pada beberapa orang denan cara acak dalam satu kota. hasilnya pada orang yang sedang dalam kondisi senang, misalnya baru saja diterima kerja atau lulus sekolah lebih baik daripada orang - orang yang sedang dalam kondisi buruk. misalnya mereka yang baru saja di PHK atau yang sedang patah hati...


dengan demikian beberapa dokter danperawat mulai menterapis pasien untuk bersikap lebih tenang dan bersemangat dalam menghadapi penyakit - penyakit kronis yang dialaminya. sehingga dengan keyakinan hati mereka menjadi lebih cepat sembuh. hal ini ternyata cukup efektif, tentunya tetap menyertakan aspek - aspek religi sesuai agama dan kepercayaan pasiennya...


so....
apakah anda sedang sakit parah????
kini saatnya bergembira dan bersukacita....
ya, supaya lekas sembuh tentunya...
selamat berbahagia..

Selasa, 10 Juni 2008

Model - model Dokumentasi Keperawatan


Pada pembahasan ini ada beberapa model pencatatan dokumentasi keperawatan yang akan dibahas lebih lanjut. Model – model tersebut adalah progres oriented record, charting by exception (CBE), problem intervention and evaluation (PIE), process oriented system (pencatatan berorientasi pada proses / fokus).

Tidak jarang seorang perawat hanya mengetahui satu atau dua model pencatatan dokumentasi keperawatan. Yang sebernarnya masih terdapat model – moel pencatatan yang lain. Dan bila dicermati setiap model memiliki suatu kelebihan dan kekurangan yang dapat dipahami dan saling melengkapi hingga dalam pemakaiannya dpat dimaksimalkan.


  1. PENGERTIAN

Dari keempat model yang disebutkan setiapmodel memiliki pengertian atau definisi masing – masing. Sehingga dapat dibedakan antara satu model dengan model yang lain.

    1. Progres Oriented Record

Progres Oriented Record atau sering juga disebut dengan Progres Note ini merupakan pencatatan yang berorientasi pada perkembangan yang terjadi pada pasien / klien. Yaitu dimana kemajuan maupun kemunduran kondisi pasien dipantau dan dicatat secara menyeluruh. Awalnya pada akhir tahun 1960-an sistem pencatatan ini muncul. Model pencatatan ini pertama kali ditemukan oleh Dr. Lawrence Weed.

    1. Charting By Exception (CBE)

CBE adalah sistem dokumentasi yang mencatat hasil atau temuan klinis tertentu secara naratif. CBE merupakan suatu pencatatan yang spesifik dan akurat dengan mendiskripsikan kondisi pasien dan asuhan keperawatan yang telah diberikan / dilakukan. CBE juga berisi form tentang penyuluhan kesehatan kepada pasien. Pencatatan ini bersifat harian atau secara kontinyu diisi atau diperbarui. Hal ini sangat membantu bagi perawat karena sistem ini memperkecil angka kelalaian dan kesalahan yang sering dilakukan dalam pencatatan.

    1. Problem Intervention and Evaluation (PIE)

PIE merupakan pencatatan yang tidak memasukan pengkajian didalamnya, tetapi kegiatan ini ditulis / dicatatat dalam lembar yang terpisah (flow sheet). Hal ini dilakukan guna mencegah terjadinya duplikasi data, tindakan maupun informasi. PIE ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

P (Problem / masalah) : masalah yang dihadapai klien yang

ditulis dalam benuk diagnosis.

I (Intervention / intervensi) : tindakan keperawatan digunakan

untuk mengatasi masalah

E (Evaluation / evaluasi) : evaluasi yang diberikan terhadap

tindakan keperawatan yang telah

dilaksanakan (intervensi)

    1. Process Oriented System

Process Oriented System atau lebih sering disebut pencatatan FOCUS yang orientasi utama pada pencatatan ini adalah proses pemberian asuhan keperawatan sesuai dengan diagnosa fokus.

Pencatatan FOCUS adalah suatu proses – orientasi dan klien - focus. Hal ini digunakan pada proses keperawatan untuk mengorganisir doumentasi asuahan. Jika menuliskan catatan perkembnagan, format DAR (Data – Action – Response) dengan 3 kolom.

Data : Berisi tentang data subyektif dan obyektif yang mendukung dokumentasi fokus.

Action : Merupakan tindakan keperawatan yang segera atau yang akan dilakukan berdsasarkan pengkajian evaluasi keadaan klien.

Response : Menyediakan keadaan respon klien terhadap tindakan medis atau keperawatan.

  1. ASPEK – ASPEK PENUNJANG

Aspek – aspek penunjang dalam suatu model pencatatan dokumentasi keperawatan ialah terdefinisinya suatu ciri – ciri dan fungsi dalam pencatatan. Yang kemudian merujuk pada kelebihan dan kekurangan yang dimiliki oleh tiap tipe model pencatatan. Dapat dijelaskan sebagai berikut,

    1. Progres Oriented Record

Pada model pencatatan ini cara penulisan sangat tergantung pada system dokumentasi yang berorientasi pada sumber atau masalah.

Secara singkat model pencatatan ini sangat efektif pada pemantauan klien terutama pada klienm dengan perawatan 24 jam. Sehingga setiap kemajuan dan perkembangan kondisi klien terpanatau dengan akurat.

Namun lembat pencatatan yang banyak memungkinkan adanya kerancuan data. Bila perawat yang bertanggung jawab tidak teliti dan ceroboh.

Pada pencatatan ini terdapat informasi untuk tenaga kesehatan, yang terutama ditekankan pada catatan pemulangan atau ringkasan rujukan:

  1. Menguraikan tindakan keperawatan (contoh : mengganti balutan, urutan perawatn luka dll)

  2. Menguraikan informasi yang disampaikan pada klien

  3. Menguraikan kemampuan klien dalam melakukan ketrampilan tertentuseperti menggunakan obat tertentu atau pemakaian lat penyangga tubuh

  4. Menjelaskan keterlibatan anggota keluarga dalam asuhan

  5. Menguraikan sumber yang diperlukan dirumah



Sedangkan informasi untuk klien, sebaikya sebagai berikut:

  1. Menggunakan bahasa yang singkat jelas dan mudah dipahami oleh klien

  2. Menjelaskan langkah – langkah proedur tertentu misalnya cara cara menggunakan obat dirumah, perlu adanya pentunjuk tertulis

  3. Mengudntufukasi tindakan pencegahan yang perlu diikuti ketika melakukan asuhan mandiri

  4. Memeriksa tanda dan gejala komplikasi yang perlu dilaporkan pada dokter

  5. Memberikan dafta nama dan nomor telepon tenaga kesehatn yang dapat dihubungi klien.

Pemberian informasi ini dapat membantu meningkatkan kesembuhan klien dan memaksimalkan asuhan keperawatan yang telah diberikan.

    1. Charting By Exception (CBE)

CBE merupakan gabungan dari tiga komponen yang antara satu dengan yang lain saling mempengaruhi sehingga membentuk suatu kesatuan, sebagai berikut:

      1. Lembar alur, yang berisi kesimpulan atau penjabaran terhadap indikator pengkajian dan temuan klinis, instruksi dokter/ perawat, catatan pendidikan dan catatan pemulangan.

      2. Dokumentasi dilakukan berdasarkan standar praktik keperawtan. Oleh karena itu, standart harus spresifik dan menguraikan dengan jelas praktik keperawatan yang harus dilakukan.

      3. Biasanya ditempatkan di ujung tempat tidur klien sehingga pencatatan dapat dengan mudah dilakukan. Data yang ditulis pada pencatatan ini tidak perlu dipindahkan ke dalam pencatatan yang lebih permanen.

Pada sistem pencatatan ini terdapat kelebihan dan kekurangan. Yang apat dipaparkan sebagai berikut;

Kelebihan :

  • Tersusunnya standar minimal untuk pengkajian dan intervensi

  • Data yang tidak normal nampak jelas

  • Data yang tidak normal secara mudah ditandai dan dipahami

  • Data normal atau respon yang diharapakan tidak mengganggu informasi lain

  • Menghemat waktu karena catatan rutindan dan observasi tidak perlu dituliskan

  • Pencatatan dan duplikasi dapat dikurangi

  • Data klien dapat dicatat pada format klien secepatnya

  • Informasi terbaru dapat diletakan pada tempat tidur klien

  • Jumlah halaman lebih sedikit yang digunakan dalam dokumentasi

  • Rencana tindakan keperawatan disimpan sebagai catatan yang permanen

Kekurangan :

        • Pencatatan secara narasi sangat singkat. Sangat tergantung pada ”checklist”

        • Kemungkinan ada pencatatan yang masih kosong atau tidak ada

        • Pencatatan rutin sering diabaikan

        • Adanya pencatatan kejadian yang tidak semuanya didokumentasikan

        • Tidak mengakomodasikan pencatatan disiplin ilmu lain

        • Dokumentasi proses keperawatan tidak selalu berhubungan dengan adanya suatu kejadian

    1. Problem Intervention and Evaluation (PIE)

Karakteristik PIE

      1. Proses dokumentasi PIE dimulai pengkajian waktu klien masuk diikuti pelaksanaan pengkajian system tubuh setiap pergantian jaga (8jam).

      2. Data masalah hanya dipergunakan untuk asuhan keperawatn klien janga waktu yang lama dengan masalah yang kronis.

      3. Intervensi yang dilaksanakan and rutin dicatat dalam flowsheet.

      4. Catatan perkembangan digunakan untuk pencatatan nomor intervensi keperawatan yang spesifik berhubungan dengan masalah yang spesifik.

      5. Intervensi langsung terhadap penyelesaian masalah ditandai dengan “I” (Intervensi) dan nomor masalah klien yang relevan dicatat.

      6. Keadaan klien sebagai pengaruh dari intervensi diidentifikasikan denagn tanda “E” (evaluasi) dan nomor masalah.

      7. Setiap masalah yang diidentifikasi dievaluasi minimal setiap 8jam (setiap pergantian jaga)

Model pencatatan perkembangan seperti ini banyak memiliki keuntungan , yaitu:

        • Berfokus pada klien dan masalahnya

        • Proses pengumpulan data menjadi lebih efisien karena data yang berasal dari sumber yang berbeda terintegrasi menjadi satu bagaian

        • Evaluasi dan revisi berkesinambungan

        • Asuhan yang berkesinambungan antara berbagai anggota tim kesehatan.

        • Dapat diadaptasikan untuk catatan yang otomatis.

        • Meningkatkan komunikasi antara anggota tim.

Selain keuntungan, model pencatatan ini juga memiliki kerugian. Yaitu sebagai berikut :

        • Tidak dapat dipergunakan untuk pencatatan untuk semua disiplin ilmu.

        • Pembatasan rencana tinadakan yang tidak aplikatif untuk beberapa proses keperawatan.

    1. Process Oriented System

      Pada penggunaan pencatatan model Process Oriented System atau model FOCUS ini terdapat berbagai aspek penunjang seperti kelebihan dan kekurangan. Dan diterangkan sebagai berikut:

      Kelebihan :

  • Istilah FOCUS lebih luas dan positif dibandingkan penggunaan istilah ”problem”.

  • Pernyataan FOCUS pada tingkat yang tinggi, adalah diagnosa keperawatan

  • FOCUS dengan DAR adalah fleksibel dan menyediakan kunci dan pedoman pencatatan diagnosa keperawatan

  • Catatan rencana keperawatan merupakan pencatatan INDEX berdarkan tanda FOCUS yang memudahkan informasi untuk dikenali

  • Waktu lebih singkat tanpa harus menuliskan pada beberapa bagian pada format

  • Sistem ini mudah dipergunaknadan dimengertioleh tenaga kesehatan lainnya. Bahasa dan proses pencatatan menggunakan istilah umum

Kekurangan:

  • Penggunaan pencatatan Action dapat membingungkan, khususnya tindakan yang akan atau telah dilaksanakan.

  • Penggunaan FOCUS pada kolom tidak konsisten dengan istilah pada rencana tindakan keperawatan



  1. CONTOH DAN APLIKASI

Pada dasarnya suatu model pencatatan keperawatan dibuat untuk dapat digunakan dan diaplikasikan secara langsung dalam rangka pemberian asuhan keperawatan.

Berikut dipaparkan contoh dan aplikasi praktis dalam penggunaan tiap model pencatatan

    1. Progres Oriented Record

Pada model pencatatan ini ada beberapa contoh bentuk pencatatan yang termasuk dalam kategori ini:

  • Catatan Perawat

Pencatatan ini harus diisi dalam 24 jam biasanya sering dipakai pada bangsal – bangsal. Karena bentuk dan fungsinya yang sangat cocok dan sesuai dengan tipe pemberian asuhan keperawatan pada bangsal daripada pada pada ruang ICU / UGD. Hal – hal yang mencakup dalam pencatatan ini antara lain :

    • Pengkajian

    • Tindakan keperawatan mandiri, seperti perawatan kulit dan pendidikan kesehatan

    • Tindakan keperawatan bersifat pendelegasian, seperti pemberian obat – obatan

    • Evaluasi keberhasilan setiap tindakan keperawatan

    • Tindakan kolaborasi dokter – perawat

    • Kunjungan berbagai anggota tim kesehatan lain, pekerja sosial, atau pemuka agama

  • Lembar Alur (Flow Sheet)

Lembar ini merupakan salah satu bentuk format yang mencantumkan angka – angka dan grafik yang harus diisi oleh perawat yang berkaitan dengan data – data klinis, seperti tekanan darah, nadi, pernafasan, suhu, berat badan, masukan dan keluaran cairan dalam 24 jam, pemberian obat, dan catatan harian tentang asuhan keperawatan.

  • Catatan pemulangan dan ringkasan rujukan

Catatan pemulangan ini mencakup masalah kesehatan aktif, penobatan terakhir, tindakan yang harus dilanjutan, pola makan dan istirahat serta asuhan mandiri. Pencatatan ini biasa dibuat ketika seorang pasien pulang dari RS setelah proses perawatan. Atau bisa juga ketika pasien dirujuk dari puskesmas atau rumah sakit kecil (kota/kabupaten) menuju ke rumah sakit yang lebih besar (rumah sakit pusat).

    1. Charting By Exception (CBE)

Dalam penulisannya CBE yang mengandalakan tipe checklist memiliki beberapa pedoman dalam penulisannya. Yaitu sebagai berikut:

      1. Data dasar dicatat untuk setiap klien dan disimpan sebagai catatan permanen

      2. Daftar diagnosa keperawatan disusun dan ditulis pada waktu masuk RS dan menyediakan daftar isi untuk semua diagnosa keperawatan

      3. Ringkasan pulang ditulis untuk setiap diagnosa keperawatan pada saat klien pulang

      4. SOAPIER digunakan sebagai catatan trespon klien terhadap intervensi melalui tempat tinggal klien

      5. Data diagnosa keperawatan dan perencanaan dapat dikembangkan

      6. Kartu KARDEX dan rencana tindakan dikembangkan pada setiap klien

Sehingga dengan pedoman aplikasi pencatatan dengan model ini dapat distandarkan bukan hanya secara nasional namun juga internasional.

    1. Problem Intervention and Evaluation (PIE)

Model pencatatan PIE yang menekankan pada intervensi (penanganan) problem dan evaluasi untuk mementukan hasil dan intervensi lebih lanjut ini, contoh dan aplikasinya dapat dilihat pada bagian berikut.


Tanggal: 16/9/2007

P = Diagnosis keperawatan = Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan mengenai prosedur operasi.

I = Jelaskan pada klien tentang persiapan praoperatif yang akan dilakukan. Ajarkan pada klien mengenai teknik nafas dalam. Berikan lembar panduan tentang asuhan keperawatan pascaoperatif kepada klien.

E = Klien mampu mendemonstrasikan latihan pernafasan dengan benar.

    1. Process Oriented System

Dalam pengunaannya FOCUS dapat dipergunakan untuk menyusun fungsi DAR sebagai kunci dan pedoman terdahap kewajiban orientasi proses.

Format contoh dapat dilihat sebagai berikut :

Tgl/Wkt/

Ttd

FOCUS

CATATAN KEPERAWATAN

Kategori : DAR

22/08/2001

Intake cairan yang tidak adekuat

  1. Berikan minuman yang disukai: the,juice dan coke

  2. Berikan cairan sebelum dan sesudah makan

  3. Anjurkan untuk selalu mencatat setiap masukan dan pengeluaran cairan

  1. KESIMPULAN

Dokumentasi keperawatan merupakan aspek legam dalam pelaksanaan asuhan keperawatan. Yang sangat penting terutama dalam menjamin keamanan, keselamatan dan privacy klien. Begitu pentingnya dokumentasi keperawatan ini merupakan suatu hal yang vital dalam pertanggung jawaban dan pertanggunggugatan suatu tindakan keperawatan. Kesalahan atau kelalaian dalam dokumentasi keperawatan terutama dalam pencatatan dokumentasi keperawatan dapat berakibat fatal pada suatu kasus yang terjadi. Yaitu bila keluarga klien atau pasien mengajukan tuntutan ke meja hijau.

Dari penjelasan diatas kita dapatkan bahwa pada pencatatan dokumentasi keperawatan ditemui berbagai model. Dimana setiap model memiliki suatu aspek tersendiri yang memungkinkan pemakaian satu model pencatatan dengan yang lain memiliki efisiensi tersendiri bagi pasien. Misalnya model pencatatan yang satu lebih cocok dipakai di ICU sedang yang lain lebih cocok dipakai di bangsal rawat inap, dan sebagainya.

Setiap aspek dapat dilihat dari setiap definisi model pencacatan keperawatan yang telah diterangkan dalam penjelasan singkat berikut:

  1. Progres Oriented Record

Merupakan pencatatan yang berorientasi pada perkembangan yang terjadi pada pasien / klien.

  1. Charting By Exception (CBE)

Adalah sistem dokumentasi yang mencatat hasil atau temuan klinis tertentu secara naratif.

  1. Problem Intervention and Evaluation (PIE)

Merupakan pencatatan yang tidak memasukan pengkajian didalamnya, tetapi kegiatan ini ditulis / dicatatat dalam lembar yang terpisah (flow sheet) untuk mencegah terjadinya duplikasi data, tindakan maupun informasi.

  1. Process Oriented System

Merupakan pencatatan yang orientasi utama pada pencatatan ini adalah proses pemberian asuhan keperawatan sesuai dengan diagnosa fokus.

Meski dengan aspek yang dimiliki setiap model pencatatan memiliki kualifikasi tersendiri. Keberadaannya saling mempengaruhi antara satu dengan yang lain. Sehingga antara setiap model pencatatan saling melengkapi guna mencapai suatu dokumentasi keperawatan yang berkesinambungan.


  1. SARAN

Dalam penggunaannya pencatatan dokumentasi keperawatan sangat memiliki andil besar. Jadi dari paparan kesimpulan penyususun memiliki suatu saran. Yang merupakan suatu bentuk pemikiran kritis terhadap tindakan dan praktek keperawatan yang selama ini berjalan dilapangan.

Betapa pentingnya suatu pencatatan keperawatan, namun sering terabaikan dan dianggap hanya sekadar formalitas saja. Alangkah baikanya jika setiap perawat dan mahasiswa keperawatan memiliki suatu pemahaman yang baik tentang pencatatan dokumentasi keperawatan. Hal ini dapat ditunjang oleh lembaga – lembaga pendidikan dan instansi yang terkait. Terutama model pencatatan keperawatan. Sehingga bila perawat tersebut berada di suatu tempat pelayanan kesehatan yang tidak menyediakan form tersendiri untuk pencatatan keperawatan. Dapat tetap melakukan pencatatan karena mengetahui bentuk dan konsep dari setiap model.

Sebaiknya dilakukan suatu pemantauan dari pusat mengenai standar pencatatan dan pendokumentasian keperawatan. Sehingga dokumentasi keperawatan yang ada benar – benar suatu dokumentasi yang cocok dan baik. Sehingga hal ini akan menguntungkan baik pasien maupun perawat. Terutama bila berhubungan dengan meja hijau.

Apabila hal tersebut diatas dapat dijalan dengan baik maka untuk kedepannya profesi keperawatan benar – benar menjadi profesi yang dapat diandalkan dalam mewujudkan visi Indonesia Sehat 2010. Namun yang perlu diingat adalah kesadarn dari setiap diri perawat akan tugas dan tanggung jawabnya. Karena hal tersebut merupakan landasan dasar dalam melaksanakan setiap pekerjaan.

























Jumat, 18 April 2008

Kekerasan Dalam Rumah Tangga


KDRT atau kekerasan dalam rumah tangga.

suatu hal yang sering dianggap biasa oleh banyak orang termasuk orang2 Indonesia. Padahal KDRT merupkan tindak kekerasan yg masuk dalam pidana.

definisi singkat
Kekerasan yang disebut juga “violence” merupakan sebuah gabuangan kata, yang berasal dari kata latin “vis” yang artinya daya atau kekuatan dan “lotus” yang artunya membawa berasal dari ferre. Jadi yang dimaksud kekerasan disini adalah membawa kekuatan, dalam hal ini kekuatan yang digunakan untuk melemahkan lawannya.
Secara harafiah kekerasan dapat diartikan prilaku yang digunakan untuk melukai orang lain baik secara fisik atau secara verbal atau merusak harta benda seseorang . (Atkinson,1996: 58)
Beberapa ahli menyatakan bahwa “kekerasan” yang digunakan sehingga mengakibatkan terjadinya kerusakan baik fisik maupun sikis adalah kekerasan yang melanggar dan bertentangan dengan hukum. Oleh karena itu kekerasan adalah suatu bentuk kejahatan. Berangkat dari pengertian tersebut terlihat bahwa kekerasan atau violence merujuk kepada tingkah laku yang bertentangan dengan undang – undang, baik berupa ancaman saja atau merupakan suatu tindakan nyata dan mengakibatkan suatu kematian pada seseorang. (Atmasamita, 1992: 55)
Sedangkan rumah tangga sendiri dapat didefinisikan sebagai pusat dimana orang – orang membesarkan dan mengasuh anak, memperoleh penghasilan (atau memenuhi kebutuhan dasar), dan membekali generasi berikutnya agar dapat berperan produktif dalam masyarakat. (Soekardjo 2005: 150)
Pada kamus besar bahasa Indonesia Rumah tangga diartikan sebagai sesuatu yang berkenaan dengan urusan dalam suatu rumah .
Rumah tanggga yaitu keatuan sosial yang berpusat pada suami – istri beserta anak – anak hasil perkawinan mereka. Terdakang dalam rumah tangga tersebut memiliki tambahan anggota keluarga yang lain seperti saudara atau pembantu yang hidup bersama dan memiliki suatu keterikatan dengan penyelenggaraan ekonomi rumah tangga.
Jadi dapat disimpulkan bahwa kekerasan dalam rumah tangga adalah setiap perbuatan terhadap seseorang yang terjadi dalam lingkungan rumah tangga yang menimpa salah satu anggota rumah tangga tersebut. Kekerasan ini dapat berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual, psikologis dan/atau penelantaran rumah tangga. Termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan yang melawan hukum di dalam rumah tangga. Pada umumnya, pelaku kekerasan dalam rumah tangga adalah suami, dan korbannya adalah istri dan/atau anak-anaknya.
Meski secara definisi telah disampaiakan bahwa kekerasan terutama yang terjadi di dalam kehidupan rumah tangga adalah suatu kejahatan. Hal ini masih sering terjadi di dalam masyarakat. Dan muncul banyak alasan mengapa hal yang merugikan ini muncul.

faktor penyebab
Terjadinya sesuatu hal dan persoalan tidak dapat terlepas dari berbagai penyebabnya termasuk dalam hal ini adalah terjadinya kekerasan dalam rumah tangga. Adanya berbagai alasan dan kemugkinan yang menyulut pecahnya suatu konflik dalam rumah tangga. Dan ketika konflik itu mencapai tingkat tertinggi yang sudh tidak dapat ditekan lagi maka pengekspresian dari tekanan konflik yang berupa emosi dan amarah memicu terjadinya kekerasan.
Konflik – konflik dalam rumah tangga secara kontinyu terjadi maka sering kali menyebabkan tindak kekerasan dalam rumah tangga dipicu oleh;
- Emosional yang labil sehingga memunculkan kebiasaan melakukan kekerasan dalam rumah tangga.
- Norma – norma budaya yang berlaku di masyarakat. Contohnya kuatnya budaya patriarki dalam suatu daerah
- Kekerasan dianggap hal yang wajar dan merupakan pemecahan masalah.
- Pasangan gagal mempertemukan dan menyesuaikan kebutuhan dan harapan satu dengan yang lain
- Salah satu pasangan mengalami kesulitan menerima perbedaan – perbedaaan yang nyata dalam kebiasaan, kebutuhan, pendapatan, kerugian dan nilai. Problem yang paling mencolok adalah masalah ekonomi dan anak.
- Adanya perasaan cemburu dan perasaan memiliki yang berlebihan membuat masing – masing merasa kurang mendapat kebebasan. Hal ini mengacu dugaan munculnya pihak ketiga dalam rumah tangga menyangkut hubungan suami - istri
- Pembagian tugas dan wewenang yang tidak adil
- Kegagalan dalam bekomunikasi sehingga memunculkan persepsi yang berbeda
- Masing – masing pasangan tumbuh dan berkembang ke arah yang berbeda, tidak sejalan dan mencari minat dan tujuan sendiri – sendiri
- Penyalahguanaan minuman beralkhohol dan akses senjata dalam lingkup kehidupan rumah tangga
Banyak dari faktor – faktor penyebab kekrasan dalam ruamh tangga mengacu pada masalah gender dalam rumah tangga tersebut. Yang mencakup hubungan suami istri sebagai bagian dari rumah tangga dan sebagai individu terpisah, yaitu sebagai individu laki – laki dan perempuan.

bentuk - bentuk KDRT
Kekerasan adalah tindakan atau sikap yang dilakukan dangan tujuan tertentu sehingga dapat merugikan baik secara fisik maupun psikis (TO.Ihromi dkk 2000:267). Terminologi kesehatan mempunyai ciri behwa tindakan tersebut :
1.Dapat secara fisik maupun non fisik (psikis)
2.Dapat dilakukuan secara aktif maupun dengan cara pasif (tidak berbuat)
3.Dikehendaki oleh pelaku
4.Ada akibat atau kemungkinan akibat yang merugikan pada korban ( fisik/psikis ) yang tidak dikehendaki korban.
Bahkan dalam UU RI No.23 tahun 2004 mengklasifikasi kekerasan dapat dilakukan dengan cara:
1. Kekerasan fisik:
yakni, perbuatan yang mengakibatkan rasa sakit, jatuh sakit atau luka berat. Kekerasan dalam rumah tangga yang mencakup kekerasan fisik antara lain: menampar, memukul, menjambak rambut, menendang, menyundut dengan rokok, melukai dengan senjata, dsb
2. Kekerasan psikis:
yakni,perbuatan yang mengakibatkan ketakutan, hilangnya rasa percaya diri, hilangnya kemampuan untuk bertindak, rasa tidak berdaya, dan atau penderita psikis berat pada seseorang. Kekerasan yang terjadi dalam rumah tangga yang termasuk pada kekerasan psikis yang mengganggu mental dan pesaan seseorang diantaranya, yaitu penghinaan, komentar-komentar yang merendahkan, melarang istri mengunjungi saudara maupun teman-temannya, mengancam akan dikembalikan ke rumah orang tuanya, dll.
3. Kekerasan seksual
Yakni tindak kekerasan dapat terjadi dalam bentuk pemaksaan dan penuntutan hubungan seksual. Dapat berupa pemaksaan hubungan seksual yang dilakukan terhadap orang yang menetap dalam linkup rumah tangga tersebut, atau pemaksaan hubungan seksual terhadap salah seorang dalam lingkup rumah tangganya dengan orang lain untuk tujuan komersial atau tujuan tertentu. Sehingga disadari atau tidak hal tersebut melukai atau menyakiti salah satu anggota rumah tangga. Kekerasan seksual ini sering dianggap hal yang wajar, demi memenuhi kebutuhan hubungan suami istri. Padahal dampak dari kekerasan seksual ini menyangkut kondisi fisik dan psikis korbannya. Contohnya rasa sakit dan nyeri yang kuat di daerah kemaluannya serta trauma, rasa takut yang berlebihan dan pobia terhadap hal yang dialami.
4. Penelantaran rumah tangga
yakni, penelantaran segi ekonomi, pendidikan, dan sebagainya. Penelantaran rumah tangga dapat berupa terjadi berupa tidak memberi nafkah istri, melarang istri bekerja atau membiarkan istri bekerja untuk dieksploitasi Dalam kasus ini kebanyakan dilakukan oleh kaum laki – laki. Bersangkutan dengan tugasnya sebagai kepala rumaha tangga. Terjadinya suatu konflik memicu seorang kepala rumah tangga atau suami melakukan penelantaran terhadap rumah tangganya. Hal ini termasuk dalam kekerasan dalam rumah tangga karena terdapat orang atau anggoata keluaraga yang dirugikan. Penelantaran rumah tangga berdampak pula pada kondisi fisik dan psikis anggota rumah tangga.

bagaimana mengatasinya

KDRT harus disadari bukalah hal yang tabu dalm masyarakat namun adalah hal yang harus diberantas. kerena hal tersebut menyangkut Hak Asasi setiap manusia untuk dapat merasa aman dan tentram dalam hidupnya. cara termudah mengatasinya adalah dengan komunikasi, dalam keluarga bila terjadi komunikasi dan interaksi yang baik antar anggota rumah tangga. Maka kesalahan persepsi dan ketidakpuasan akan sesuatu dapat dimiinimalis. Sehingga akar masalah KDRT yaitu adalah konflik dalam rumah tangga dapat ditekan. Cara kedua adalah dengan segera melaporkan ke pihak berwenang apabila melihat dan mengalami tindak KDRT, jgn biarkan KDRT menjadi budaya pemecahan masalah dalam rumah tangga. Segera periksakan diri ke dokter atau pusat pelayanan kesehatan terdekat bila mengalami cidera karena tindak KDRT. hal ini bertujuan untuk meminimlkan kerusakan fisik. karena sering kali kasus KDRT berakhir dengan kematian karena korban terlambat ditangani oleh tim medis. biasanya korban mengalami cidera di bagian dalam karena pukulan benda tumpul, tidak menutup kemungkinan untuk korban dengan luka terbuka karena benda tajam dan terbakar. sekecil apapun tindak KDRT harus ditangani dengan baik. demi masa depan dan kemajuan bangsa, BETUL??!!!

Minggu, 09 Maret 2008

kanker leher rahim

Tentu anda sudah tak asing lagi dengan istilah kanker servik (Cervical Cancer), atau kanker pada leher rahim. Benar, sesuai dengan namanya, kanker leher rahim adalah kanker yang terjadi pada servik uterus, suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim yang terletak antara rahim (uterus) dengan liang senggama (vagina). Kanker ini biasanya terjadi pada wanita yang telah berumur, tetapi bukti statistik menunjukan bahwa kanker leher rahim dapat juga menyerang wanita yang berumur antara 20 sampai 30 tahun. Memang istilah "kanker" sendiri sudah pasti memberi kesan menakutkan dan menyeramkan. Laksana seorang terpidana menerima hukuman mati.Bagaimana pula dengan kanker leher rahim?Apakah juga sama menakutkannya dengan beberapa kanker lainnya?Menurut para ahli kanker, kanker leher rahim adalah salah satu jenis kanker yang paling dapat dicegah dan paling dapat disembuhkan dari semua kasus kanker. Tetapi, biarpun demikian, di wilayah Australia barat saja, tercatat sebanyak 85 orang wanita didiagnosa positif terhadap kanker leher rahim setiap tahun. Dan pada tahun 1993 saja, 40 wanita telah tewas menjadi korban keganasan kanker ini.Bagaimanakah kanker leher rahim terjadi?Layaknya semua kanker, kanker leher rahim terjadi ditandai dengan adanya pertumbuhan sel-sel pada leher rahim yang tidak lazim (abnormal). Tetapi sebelum sel-sel tersebut menjadi sel-sel kanker, terjadi beberapa perubahan yang dialami oleh sel-sel tersebut. Perubahan sel-sel tersebut biasanya memakan waktu sampai bertahun-tahun sebelum sel-sel tadi berubah menjadi sel-sel kanker. Selama jeda tersebut, pengobatan yang tepat akan segera dapat menghentikan sel-sel yang abnormal tersebut sebelum berubah menjadi sel kanker. Sel-sel yang abnormal tersebut dapat dideteksi kehadirannya dengan suatu test yang disebut "Pap smear test", sehingga semakin dini sel-sel abnormal tadi terdeteksi, semakin rendahlah resiko seseorang menderita kanker leher rahim.Memang Pap smear test adalah suatu test yang aman dan murah dan telah dipakai bertahun-tahun lamanya untuk mendeteksi kelainan-kelainan yang terjadi pada sel-sel leher rahim. Test ini ditemukan pertama kali oleh Dr. George Papanicolou, sehingga dinamakan Pap smear test. Pap smear test adalah suatu metode pemeriksaan sel-sel yang diambil dari leher rahim dan kemudian diperiksa di bawah mikroskop untuk melihat perubahan-perubahan yang terjadi dari sel tersebut. Perubahan sel-sel leher rahim yang terdeteksi secara dini akan memungkinkan beberapa tindakan pengobatan diambil sebelum sel-sel tersebut dapat berkembang menjadi sel kanker.Test ini hanya memerlukan waktu beberapa menit saja. Dalam keadaan berbaring terlentang, sebuah alat yang dinamakan spekulum akan dimasukan kedalam liang senggama. Alat ini berfungsi untuk membuka dan menahan dinding vagina supaya tetap terbuka, sehingga memungkinkan pandangan yang bebas dan leher rahim terlihat dengan jelas. Sel-sel leher rahim kemudian diambil dengan cara mengusap leher rahim dengan sebuah alat yang dinamakan spatula, suatu alat yang menyerupai tangkai pada es krim, dan usapan tersebut dioleskan pada obyek-glass, dan kemudian dikirim ke laboratorium patologi untuk pemeriksaan yang lebih teliti.Prosedur pemeriksaan Pap smear test mungkin sangat tidak menyenangkan untuk anda, tetapi tidak akan menimbulkan rasa sakit. Mungkin anda lebih memilih dokter wanita untuk prosedur ini, tetapi pada umumnya para dokter umum dan klinik Keluarga Berencana dapat dimintai bantuan untuk pemeriksaan Pap smear test. Usahakanlah melakukan Pap smear test ini pada waktu seminggu atau dua minggu setelah berakhirnya masa menstruasi anda. Jika anda sudah mati haid, Pap smear test dapat anda lakukan kapan saja. Tetapi jika kandung rahim dan leher rahim telah diangkat atau dioperasi (hysterectomy atau operasi pengangkatan kandung rahim dan leher rahim), anda tidak perlu lagi melakukan Pap smear test karena anda sudah terbebas dari resiko menderita kanker leher rahim. Pap smear test biasanya dilakukan setiap dua tahun sekali, dan lebih baik dilakukan secara teratur. Hal yang harus selalu diingat adalah tidak ada kata terlambat untuk melakukan Pap smear test. Pap smear test selalu diperlukan biarpun anda tidak lagi melakukan aktifitas seksual.Bagaimanakah Tanda-tanda Kanker Serviks?Perubahan awal yang terjadi pada sel leher rahim tidak selalu merupakan suatu tanda-tanda kanker. Pemeriksaan Pap smear test yang teratur sangat diperlukan untuk mengetahui lebih dini adanya perubahan awal dari sel-sel kanker. Perubahan sel-sel kanker selanjutnya dapat menyebabkan perdarahan setelah aktivitas sexual atau diantara masa menstruasi.Jika anda mendapatkan tanda-tanda tersebut, sebaiknya anda segera melakukan pemeriksaan ke dokter. Adanya perubahan ataupun keluarnya cairan (discharge) ini bukanlah suatu hal yang normal, dan pemeriksaan yang teliti harus segera dilakukan walaupun anda baru saja melakukan Pap smear test. Biarpun begitu, pada umumnya, setelah dilakukan pemeriksaan yang teliti, hasilnya tidak selalu positip kanker.Pengobatan Seperti pada kejadian penyakit yang lain, jika perubahan awal dapat dideteksi seawal mungkin, tindakan pengobatan dapat diberikan sedini mungkin. Jika perubahan awal telah diketahui pengobatan yang umum diberikan adalah dengan:
Pemanasan, diathermy atau dengan sinar laser.
Cone biopsi, yaitu dengan cara mengambil sedikit dari sel-sel leher rahim, termasuk sel yang mengalami perubahan. Tindakan ini memungkinkan pemeriksaan yang lebih teliti untuk memastikan adanya sel-sel yang mengalami perubahan. Pemeriksaan ini dapat dilakukan oleh ahli kandungan. Jika perjalanan penyakit telah sampai pada tahap pre-kanker, dan kanker leher rahim telah dapat diidentifikasi, maka untuk penyembuhan, beberapa hal yang dapat dilakukan adalah:
Operasi, yaitu dengan mengambil daerah yang terserang kanker, biasanya uterus beserta leher rahimnya.
Radioterapi yaitu dengan menggunakan sinar X berkekuatan tinggi yang dapat dilakukan secara internal maupun eksternal. Resiko untuk terserang kanker:Setiap wanita yang pernah melakukan hubungan seksual mempunyai resiko terhadap kanker leher rahim. Sel-sel leher rahim mungkin mengalami perubahan sehingga sangat diperlukan melakukan Pap smear test secara teratur (baik yang telah ataupun yang belum pernah mendapatkan Pap smear test). Demikian juga bagi anda yang merokok kemungkinan untuk mendapatkan kanker leher rahim sangat besar.Dijumpainya Human Papilloma Virus (HPV) sering diduga sebagai penyebab terjadinya perubahan yang abnormal dari sel-sel leher rahim.Memiliki pasangan seksual yang berganti-ganti atau memulai aktifitas seksual pada usia yang sangat muda juga memperbesar resiko kemungkinan mendapat kanker leher rahim.Apa yang harus anda lakukan untuk menghindari kanker leher rahim ? Yang pertama, jika anda pernah melakukan hubungan seksual anda harus melakukan Pap smear test secara teratur setiap dua tahun dan ini dilakukan sampai anda berusia 70 tahun. Pada beberapa kasus mungkin dokter menyarankan untuk melakukan Pap smear test lebih sering.Hal yang ke dua adalah melaporkan adanya gejala-gejala yang tidak normal seperti adanya perdarahan, terutama setelah coitus (senggama). Hal yang ke tiga adalah tidak merokok. Data statistik melaporkan bahwa resiko terserang kanker leher rahim akan menjadi lebih tinggi jika wanita merokok.Dengan melakukan beberapa tindakan yang dapat memperkecil resiko tersebut, mudah-mudahan kita dijauhkan dari kejadian kanker leher rahim ini. Semoga.Dapatkah anda membayangkan, bagaimanakah perasaan anda jika mengetahui hasil pemeriksaan 'Pap Smear' anda memberikan hasil abnormal? Tentulah anda akan merasa kuatir dan cemas, manakala anda mendapati bahwa hasil pemeriksaan 'Pap Smear' anda abnormal. Tetapi janganlah terlalu cemas dahulu, karena tidak semua penampakan sel-sel yang abnormal tersebut berarti kanker. Memang 'Pap Smear' dapat mendeteksi kelainan-kelainan perubahan sel-sel leher rahim secara dini. Paradigma yang harus diingat adalah semakin awal ditemukannya kelainan-kelainan pada pemeriksaan 'Pap Smear', maka akan semakin mudah pula diatasi masalahnya.Apakah artinya jika 'Pap Smear' anda abnormal.Hasil 'Pap Smear' dikatakan abnormal jika sel-sel yang berasal dari leher rahim anda ketika diperiksa di bawah mikroskop akan memberikan penampakan yang berbeda dengan sel normal. Kejadian ini biasanya terjadi 1 dari 10 pemeriksaan 'Pap Smear'. Beberapa faktor yang dapat memberikan indikasi diketemukannya penampakan 'Pap Smear' yang abnormal adalah:
Unsatisfactory 'Pap Smear'Pada kasus ini, berarti pegawai di Lab tersebut tidak bisa melihat sel-sel leher rahims anda dengan detail sehingga gagal untuk membuat suatu laporan yang komprehensive kepada dokter anda. Jika kasus ini menimpa anda sebaiknya anda datang lagi untuk pemeriksaan 'Pap Smear' pada waktu yang akan ditentukan oleh dokter anda.
Jika ada infeksi atau inflamasiKadang-kadang pada pemeriksaan 'Pap Smear' memberikan penampakan terjadinya inflamasi. Ini berarti bahwa sel-sel di dalam leher rahims mengalami suatu iritasi yang ringan sifatnya. Memang kadang-kadang inflamasi dapat kita deteksi melalui pemeriksaan 'Pap Smear', biarpun kita tidak merasakan keluhan-keluhan karena tidak terasanya gejala klinis yang ditimbulkannya. Sebabnya bermacam-macam. Mungkin telah terjadi infeksi yang dikarenakan oleh bakteri, atau karena jamur'. Konsultasikan dengan dokter anda mengenai masalah ini beserta pengobatannya jika diperlukan. Tanyakan kapan anda harus menjalani 'Pap Smear' lagi.
Atypia atau Minor AtypiaYang dimaksud dengan keadaan ini adalah jika pada pemeriksaan 'Pap Smear' terdeteksi perubahan-perubahan sel-sel leher rahims, tetapi sangat minor dan penyebabnya tidak jelas. Pada kasus ini, biasanya hasilnya dilaporkan sebagai 'atypia'. Biasanya terjadinya perubahan penampakan sel-sel tersebut dikarenakan adanya peradangan, tetapi tidak jarang pula karena infeksi virus. Karena untuk membuat suatu diagnosa yang definitif tidak memungkinkan pada tahap ini, dokter anda mungkin akan merekomendasikan anda untuk menjalani pemeriksaan lagi dalam waktu enam bulan. Pada umumnya, sel-sel tersebut akan kembali menjadi normal lagi. Jadi, adalah sangat penting bagi anda untuk melakukan 'Pap Smear' lagi untuk memastikan bahwa kelainan-kelainan yang tampak pada pemeriksaan pertama tersebut adalah gangguan yang tidak serius. Jika hasil pemeriksaan menghasilkan hasil yang sama maka anda mungkin disarankan untuk menjalani kolposkopi.Apakah kolposkopi itu?Kolposkopi adalah suatu prosedur pemeriksaan vagina dan leher rahims oleh seorang dokter yang berpengalaman dalam bidang tersebut. Dengan memeriksa permukaan leher rahims, dokter akan menentukan penyebab abnormalitas dari sel-sel leher rahims seperti yang dinyatakan dalam pemeriksaan 'Pap Smear'. Cara pemeriksaan kolposkopi adalah sebagai berikut: dokter akan memasukkan suatu cairan kedalam vagina dan memberi warna saluran leher rahims dengan suatu cairan yang membuat permukaan leher rahims yang mengandung sel-sel yang abnormal terwarnai.. Kemudian dokter akan melihat kedalam saluran leher rahims melalui sebuah alat yang disebut kolposkop. Kolposkop adalah suatu alat semacam mikroskop binocular yang mempergunakan sinar yang kuat dengan pembesaran yang tinggi.Jika area yang abnormal sudah terlokalisasi, dokter akan mengambil sampel pada jaringan tersebut (melakukan biopsi) untuk kemudian dikirim ke lab guna pemeriksaan yang mendetail dan akurat. Pengobatan akan sangat tergantung sekali pada hasil pemeriksaan kolposkopi anda.Bagaimanakah dengan aktifitas seksual anda?Pada tahap ini, anda tidak perlu kuatir dengan aktifitas seksual anda. Anda tidak perlu absen melakukan aktifitas seksual hanya karena pemeriksaan 'Pap Smear' anda positip, karena keadaan kanker atau pre-kanker yang anda derita tidak mungkin ditularkan kepada suami anda. Tetapi jika sedang dalam pengobatan penyembuhan, sebaiknya tanyakanlah kepada dokter anda kapan anda dapat melakukan hubungan sanggama lagi dan seberapa seringnya hubungan tersebut. Perlukah dilakukan pemeriksaan lanjutan sesudah selesainya pengobatan?Pemeriksaan lanjutan sesudah selesainya masa pengobatan adalah mutlak diperlukan untuk mendapatkan kepastian bahwa area yang telah diobati telah sembuh sama sekali. Biarpun metode pengobatan yang anda dapatkan sangat efektif, sel-sel yang abnormal kadang-kadang dapat kambuh lagi, bahkan dapat berkembang dengan derajat keparahan yang lebih tinggi. Jadi deteksi dini adalah hal yang sangat esensial sekali. Selama dua tahun pertama masa pengobatan anda, anda disarankan untuk menjalani pemeriksaan 'Pap Smear' setiap tiga bulan atau enam bulan sekali. Jika setelah tiga kali pemeriksaan berturut-turut hasil 'Pap Smear' anda normal, ini berarti anda telah dapat dinyatakan sembuh, dan anda dapat melakukan pemeriksaan 'Pap Smear' tersebut setiap tahun sekali secara kontinyu.